Padahal dia punya 17 rusun dan dan properti lainnya. Tapi, bukannya menikmati kemewahan dengan kemampuan finansial yang dimilikinya setelah bertahun-tahun menumpuk uang, dia kini jadi penyapu kotoran dan membersihkan sampah.
Nyonya Yu dengan profesi barunya sebagai tukang sapu jalan. |
Nah, menurut sebuah surat kabar Cina, sekarang bahkan anak-anaknya mengikuti jejaknya. Satu anak bekerja sebagai sopir dengan penghasilan setara empat juta rupiah per bulan. Putrinya, walau pekerjaannya didirahasiakan tapi gajinya tak jauh berbeda dengan saudaranya. Sementara Yu sendiri menerima sekitar tiga juta rupiah dari Biro Manajemen Perkotaan Distrik Wuchang untuk pekerjaannya sebagai pembersih.
Yu adalah contoh klasik pengusaha sukses yang memulai perjalanan menuju kemakmuran finansial berkat reformasi ekonomi Cina pada 1980-an. Ketika itu Cina membuka pintu untuk ekonomi kapitalis walau dengan tetap mempertahankan identitas Cina sosialis (State Capitalism).
Bersama suaminya, Yu berinvestasi di bidang properti dengan membangun tiga gedung lima lantai di desanya. Keuangan keluarga perlahan-lahan terus membaik dari hasil sewa bangunan-bangunan tadi. Kini, pasangan ini memiliki 21 unit properti, yang merupakan penghasilan utama bagi keluarga.
Setelah cukup lama mengumpulkan uang di bank, sekarang mereka jadi pembersih jalan. Jadi, uang itu dianggap kotoran? #eh
via: Daily Mail
kisah mengispirasi,bagus dalam hal pendidikan mental anak-anaknya,dan juga untuk kita semua.
BalasHapus@ahmadfuad: betul pak.
BalasHapus