Perjuangan menjaga tradisi cara hidup selama berabad-abad membuat mereka punya keunikan tersendiri. Sayangnya, roda zaman tampaknya tak terlalu berpihak. Tidak usah jauh-jauh, kita mulai saja dari negeri kita sendiri.
Suku Mentawai
Di era modern, seorang peselancar dari Melbourne, Australia, pernah memutuskan untuk mencari jati dirinya bersama suku terasing selama 8 tahun. Rob Henry, peselancar tersebut, pergi dari negaranya setelah Krisis Keuangan Global mengguncang dunia pada 2008.
Menurut dokumentasi NationalGeographic.co.id, Rob akhirnya belajar bahasa Mentawai, membuat tato kesukuan, dan menyatukan dirinya dalam masyarakat. Dia juga belajar tentang sistem kepercayaan tradisional yang dinamakan Arat Sabulungan.
"Mereka mempercayai bahwa semua hal yang alamiah memiliki jiwa dan jika manusia akan meninggal, jiwa mereka akan kembali ke alam dan menjadi bagian dari alam," jelas Rob seperti dikutip NatGeo.
Suku Korowai
Makin jauh perjalanan, Raffaele kemudian berjumpa dengan dua anggota suku yang sedang dia cari, mereka ikut sebagai porter (pembawa perbekalan). Menurut tulisan Raffaele di Smithsonianmag.com, Kembaren sempat ditanya tentang keberadaan dua porter itu.
"Saya bertanya kepada Kembaren apakah dia nyaman dengan adanya dua porter kanibal menemaki kami. 'Sebagian besar poter mungkin sudah merasakan daging manusia,' kata dia sambil tersenyum."
Kisah lengkapnya bisa Anda baca sendiri atau tonton video dokumenternya.
Suku Surma
Karena tinggal di lokasi yang sangat terpencil, daerah kekuasaan Surma ini sering disebut sebagai Tibet Afrika. Menurut laporan BBC.co.uk, ada sekitar 2.500 warga Surma.
Dalam tradisi Surma, kekayaan seorang pria ditentukan oleh seberapa banyak sapi dan istri yang dia miliki. Untuk mendapatkannya, mereka harus saling bertarung dengan senjata dari kayu. Namun, tradisi hidup mereka kian terganggu.
Mereka pernah diserang oleh suku Bumi, yang tinggal di dekat wilayah Uganda. Suku tersebut punya persenjataan modern dalam jumlah banyak. Sepertiga wilayah Surma telah direbut dalam tempo 20 tahun.
Akibatnya, untuk mempertahankan eksistensi, anggota suku Surma kini memakai senapan AK47 untuk berperang melawan musuh.
Suku Awa
Barulah pada 2011, citra satelit secara detail menangkap sekumpulan manusia terasing di lokasi yang diduga tak ada penduduknya. Para peneliti sempat mendata panjang busur panah suku ini sampai lebih dari 4 meter.
Menurut laporan Survivalinternational.org, sekurangnya ada 300 manusia primitif di wilayah Massaco, Rondonia. Pembangunan waduk dan kegiatan ilegal telah memaksa mereka berpindah-pindah tempat persembunyian.
Suku Mashco-Piro
Beberapa tahun yang lalu, sekelompok turis asing tanpa sengaja malah menemukan suku misterius ini. Para turis itu sempat mendokumentasikan pertemuan lewat foto dan video.
Berkat berita itu, menurut laporan survivalinternational.org, organisasi persatuan Indian Amazon lalu mendesak pemerintah Peru untuk mengambil tindakan konservasi terhadap suku tersebut.
Soalnya, di Peru, suku-suku terasing ini makin lama makin terpinggirkan karena aktivitas ilegal di hutan Amazon, mulai dari penebangan liar, tambang minyak, sampai jalur perdagangan kokain.
Suku Sentinelese
Orang-orang Sentinelese diketahui suka memanah pesawat terbang atau helikopter yang terbang rendah mendekati mereka. Tak ada catatan komunikasi dengan suku aneh ini.
Siapapun yang mendekat akan diserang, yang berhasil mendekat tak pernah tampak lagi batang hidungnya. Suku maut ini selamat dari efek tsunami Aceh pada 2004.