Begini, seorang kawan memosting tulisan dari blog Oliver Emberton tentang bagaimana menjadi sukses walau tanpa bakat luar biasa atau jenius di satu bidang. Mitos yang beredar memang seperti di atas itu, tapi nyatanya tak selalu begitu. Mayoritas populasi dunia diisi orang-orang medioker, pas-pasan, sedang-sedang saja tapi sebagian dari mereka bisa sukses (tergantung definisi Anda sih) juga.
Uang bukan tujuan tapi sarana, konon. |
Tulisan Oliver Emberton ini juga mirip-mirip sebenarnya, tapi ini bukan soal salah menilai bakat. Untuk kasus Jordan kan dia memang jago basket, tapi bakatnya agak 'telat' dideteksi saja.
Contoh pertama yang dia diambil: Bill Gates. Pendiri Microsoft itu bukan dikenal sebagai programer terbaik. Saya lupa baca di mana, tapi si Bill ini memang waktu sekolah cuma bikin program jadwal-jadwal saja, walau akhirnya sistem operasi Windows sebenarnya juga dibangun berdasarkan program jadwal-jadwal.
Namun, selain bisa pemrograman komputer, Bill Gates juga cukup mahir jadi pembicara, agak visioner, dan mungkin yang terpenting: bisa jualan.
Kisah sukses salah satu orang terkaya di Amerika Serikat itu bukan karena sebuah bakat tertentu yang luar biasa, melainkan gabungan keahlian yang biasa-biasa saja tapi dikombinasikan dengan sangat baik, selain kerja keras dan konsisten tentu saja.
Contoh laiinya adalah Will Smith dan Steve Jobs. Will Smith selain punya keahlian di musik juga bisa akting. Bukan yang terbaik memang, tapi dia bisa mengombinasikan dua dunia tadi ditambah kepribadian yang baik, jadilah sosok sukses. Sementara itu, Steve Jobs kalau cuma fokus dengan satu keahliannya saja, paling dia jadi sales mobil bekas.
Jadi, semisal Anda adalah bloger medioker
Bakat khusus atau misal orang jenius itu kan sedikit jumlahnya, umum, mainstream. Kombinasi keahlian itulah yang langka, spesial, punya nilai yang lebih tinggi. Tapi tentunya perlu dilandasi dengan tekad dan kerja keras. Kabarnya kan tidak ada cara instan untuk sukses kecuali korupsi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan baik Anda puas maupun tidak. Saya juga tidak keberatan pengunjung meninggalkan komentar dengan tautan balik (backlink) sepanjang komentarnya cukup relevan, tidak terlalu promosi atau jualan. Terima kasih atas kunjungan Anda.