Ilustrasi Pemilu 2014 |
Utamakan Fakta
Iklan televisi, poster, selebaran, dan lain-lain sepertinya bisa diabaikan karena paling berisi jargon dan janji disertai wajah-wajah murah senyum atau sembari mengepalkan tangan. Dengan perkembangan internet saat ini, kita bisa cek profil kandidat di internet. Mungkin sebagian besar juga iklan. Maka dari itu, carilah yang sekiranya benar-benar fakta soal kandidat yang hendak Anda pilih. Cari juga sejarah karier sebelum masuk politik. Siapa tahu di media tertentu namanya sempat disebut karena melakukan sesuatu.Abaikan Partai
Sepertinya caleg tidak ada yang independen dalam arti maju nyaleg tanpa partai. Nah, siapa tahu ada kandidat yang Anda tahu betul punya kontribusi nyata kepada masyarakat. Kandidat tersebut layak masuk daftar calon pilihan. Mungkin tak akan ada orang yang benar-benar punya idealisme yang sejalan dengan partai tertentu. Akan tetapi, setidaknya dia mungkin punya perspektif yang tak jauh berbeda dengan Anda.Pertimbangkan Anjuran
Bila ada kandidat yang Anda hormati, semisal orang tua, atau orang tersebut dikenal orang yang kita kenal, mungkin kandidat tersebut pantas dipilih (disertai riset lebih bagus lagi). Setidaknya kita bisa mendengarkan pendapat orang tersebut soal kenapa dia suka kandidat tertentu.Bila masih sulit, coba tip yang lebih sederhana berikut ini:
- Mengingat 90% caleg adalah incumbent atau yang sudah pernah terpilih, Anda bisa abaikan mereka, kecuali mungkin yang punya prestasi bagus..
- Coba pelajari siapa saja yang Anda ketahui melanggar aturan kampanye (contoh: dilarang pasang poster di pohon, alat peraga lebih dari satu per desa, dll). Referensi aturannya bisa dilihat di sini saja.
- Kalau kedua proses tadi sudah selesai dan masih ada caleg tersisa, mungkin dia pilihan yang baik.
Benerbanget tuh tipsnya :)
BalasHapusOh iya untuk presiden sepertinya perlu dibuat juga :D
Hapus