08 Agustus 2012

- - Beri respon

Cara Membersihkan Sampah Luar Angkasa Ternyata Sudah Banyak

Kalau membereskan sampah di bumi saja bikin pusing apalagi memikirkan cara membersihkan sampah-sampah antariksa. Setelah lebih dari 50 tahun perlombaan ke luar angkasa, sudah sebanyak sekitar 4.500 kali peluncuran alat-alat buatan manusia ke orbit. Kini, di wilayah orbit benda-benda itu dipenuhi dengan barang rongsokan, mulai dari tutup lensa, serpihan satelit, urin beku, sarung tangan astronot, kertas-kertas timah dan perak, bahkan perkakas perbaikan satelit yang terlepas dari tangan astronot Heide Stefanyshyn-Piper pada 2008.


Jutaan bangkai ini sampai sekarang masih berputar-putar di orbit dengan kecepatan sangat tinggi. Perencanaan peluncuran pesawat ruang angkasa ke orbit tentu menjadi lebih rumit karena benda terkecil sekalipun dapat menembus lambung pesawat. Tiap satelit yang naik ke orbit adalah kebanggaan perusahaan, laboratorium, atau bangsa. Tetapi sekali masa hidupnya sudah habis, yang tersissa tinggal sampah. Sementara masalahnya sudah jelas, solusinya tetap sulit nan rumit. Akankah orbit Bumi selamanya berisi timbunan sampah? Para ilmuwan kini mulai mengalihkan perhatian mereka ke bersih-bersih.


Menambahkan modul agar satelit mampu menjatuhkan dirinya sendiri ke bumi di tempat aman mungkin ide yang paling sederhana. Namun, solusi macam itu lumayan mahal. Sebuah perusahaan bernama Tethers Unlimited Inc. telah mengembangkan alat yang mereka sebut Terminator Tether (TT), yaitu modul tambahan di satelit yang mampu beroperasi tanpa bahan bakar. TT memanfaatkan medan magnet Bumi, berinteraksi dengan ionosfer melalui kabel untuk menghasilkan gaya tarik. Satelit kemudian dibawa ke orbit lebih rendah sampai akhirnya terbakar di atmosfer.


Pada tahun 2007 Cina melakukan tes dengan menghancurkan sebuah satelit cuaca tua dengan rudal. Akibat dari percobaan ini ada lebih dari 3.000 fragmen puing baru, semua berpotensi bertabrakan dengan pesawat atau stasiun ruang angkasa. Namun, itu terbukti efektif lantaran puing-puing berada di orbit rendah, sehingga lebih cepat jatuh dan terbakar di lapisan atas atmosfer. Pada Februari 2008, Amerika Serikat juga meluncurkan misil untuk menghancurkan satelit bekas pada ketinggian 150 mil (dibandingkan dengan 537 mil pada tes milik Cina). Hasilnya, 99 persen puing kembali masuk atmosfer dalam waktu satu minggu saja (semua terbakar habis).


Sejauh ini cara terbaik untuk mencegah tabrakan adalah dengan pemantauan yang cermat. NASA dan Departemen Pertahanan AS saat ini berhasil melacak lebih dari 21.000 objek dengan menggunakan pemantau dari bumi dan antariksa, yang sanggup mendeteksi potongan berdiameter 2 inci.


Di antara ide-ide konvensional untuk menghilangkan sampah adalah busa "Nerf Balls" atau panel-panel kecil terbuat dari aerogel. Itu adalah busa super ringan dan padat yang digunakan sebagai media menangkap partikel seperti pada Mir Environmental Effects Payload (MEEP) Orbital Debris Collector, yang digunakan untuk menangkap kotoran lebih dari 18 bulan di stasiun luar angkasa milik Rusia pada 2009. Sifat berpori dan dengan kepadatan rendah membuatnya ideal dijadikan calon solusi dalam mengambil puing-puing sampah antariksa. Kekurangannya, aerogel sejauh ini hanya dapat digunakan untuk menangkap partikel-partikel kecil yang tak membahayakan wahana antariksa.


Di luar angkasa, apa yang ada di atas tak selamanya akan jatuh ke bumi, setidaknya tidak dalam waktu dekat. Apa pun yang diluncurkan di atas 620 mil biasanya akan tetap tinggal di orbit sampai satu abad atau lebih. Merancang satelit yang mampu masuk kembali ke atmosfer di akhir masa hidupnya kini menjadi pilihan utama untuk mengurangi puing-puing. Sebab, tak tertutup kemungkinan satelit yang jatuh kembali menimpa rumah, ternak, atau bahkan manusia di bumi.


Alat lain yang dapat mempercepat penghancuran puing di orbit adalah layar surya. Para pendukung teknologi ini menunjukkan bahwa layar berlipat dapat dengan mudah ditempel pada satelit, selongsong roket, atau bagian lain. Ketika satelit sudah mencapai akhir umur pemakaiannya, layar akan terkembang dan mendorongnya ke arah bumi.


Selain yang ditempelkan pada satelit, ada juga yang dipasang di badan pesawat. Di luar angkasa meteor-meteor mikro (objek lebih kecil dari 10 cm) juga mengancam dan karenanya wahana perlu perisai. Selama beberapa dekade  ISS (stasiun internasional) telah mengandalkan perisai Whipple, yaitu sejenis perisai dari besi berlapis-lapis yang mampu menyerap dampak hantaman puing-puing. Tapi ada juga tipe perisai generasi baru: busa logam. Perisai ini terbuat dari busa aluminium, yang teknologinya sudah dipakai pada helm sepeda.


Teknologi berikutnya adalah laser. Ya, seperti dalam film-film fiksi ilmiah. Bicara soal abad antariksa harus bicara soal senjata laser. Tapi teknologi ini walau sangat keren tapi masih sangat mahal. Tapi mungkin harus diupayakan juga dari pada pesawat atau satelit bolong seperti gambar berikut:





0 Komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan baik Anda puas maupun tidak. Saya juga tidak keberatan pengunjung meninggalkan komentar dengan tautan balik (backlink) sepanjang komentarnya cukup relevan, tidak terlalu promosi atau jualan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Beranda - Tentang Berita Pilihan - Kebijakan Privasi - Kontak