08 Februari 2011

- -

Wikileaks: Kerjasama Intelijen AS-Australia Pantau Asia Pasifik

Australia dan Amerika Serikat kabarnya sejak 2008 telah membentuk kemitraan untuk berbagi data intelijen dari satelit mata-mata dalam upaya meningkatkan pengawasan di kawasan Asia Pasifik.


Perjanjian antara Washington dan Canberra itu kian mengintensifkan kerjasama keduanya dengan berbagi data intelijen melaui GEOINT, sistem intelijen geospasial yang berupa citra serta informasi lainnya yang diperoleh dari satelit mata-mata dan pesawat pengintai.

Perjanjian yang ditandatangani pada Februari 2008 itu terungkap lewat transmisi rahasia kedutaan rahasia AS yang diperoleh WikiLeaks dan secara eksklusif diberikan pada The Sydney Morning Herald.

Transmisi tersebut melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Australia, Joel Fitzgibbon, dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates, menandatangani "pernyataan prinsip kerjasama intelijen geospasial" dalam sesi tertutup pertemuan antarmenteri Australia-Amerika Serikat di Canberra.

Kedua negara telah lama bekerja bersama di bawah perjanjian Inggris-Amerika Serikat yang mengatur kerjasama data intelijen antara AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.

Agensi yang terlibat adalah Australian Defence Imagery and Geospatial Organisation di Canberra, Bendigo (Victoria), dan US National Geospatial-Intelligence Agency yang bermarkas di Fort Belvoir, Virginia.

Meski organisasi citra pertahanan itu sudah memiliki akses ke citra satelit dari badan intelijen AS serta membeli dari pemasok citra satelit komersial, status Australia sebagai konsumen citra satelit (bukan produsen) telah menjadi perhatian khusus. Badan Intelijen dan Departemen Pertahanan Australia telah memertimbangkan rencana akuisisi pencitraan satelit setidaknya sejak awal 1990-an.

Sayangnya tak ada informasi lanjutan termasuk soal biaya yang diproyeksikan. Boeing, Raytheon, atau Lockheed Martin adalah mitra yang paling memungkinkan untuk membangun dan meluncurkan satelit dari Amerika Serikat.

Pada 2008 operator satelit-satelit mata-mata AS, National Reconnaissance Office, membuka sejumlah fakta untuk publik bahwa mereka mengoperasikan satelit radar synthetic-aperture. Kabarnya satelit itu punya nama sandi "Lacrosse" dan "Onyx", yang mampu memberikan citra resolusi tinggi, termasuk menembus awan, dengan perkiraan biaya termasuk peluncuran sebesar 820 juta - 1.65 milyar dolar AS.

Dengan adanya kerjasama tersebut AS akan memiliki akses ke citra yang dikumpulkan satelit milik Australia. Prioritas intelijen Australia sendiri terfokus di Asia Tenggara dan pendekatan maritim, termasuk mendeteksi dini penangkapan ikan ilegal serta penyelundupan manusia dengan perahu.

Selain di Asia Tenggara, jalur satelit Australia juga dapat memberi kontribusi untuk pengawasan strategis negara termasuk Cina, Korea Utara, Rusia, India dan Pakistan, Iran, dan bagian lain di Timur Tengah.

Hmmm Indonesia tidak termasuk yang diintip nih?

Sumber: The Sydney Morning Herald
Beranda - Tentang Berita Pilihan - Kebijakan Privasi - Kontak