15 November 2010

- - Beri respon

Komik Untuk Mengajari Anak-anak Siaga Menghadapi Bencana Alam


Bencana. Selama hidup kita telah cukup banyak menyaksikan atau bahkan mengalaminya sendiri. Tahun ini saja setidaknya ada tiga bencana besar, yaitu banjir di Wasior, gempa di Mentawai, dan gunung meletus di Yogyakarta. Berita dari televisi, koran, radio, atau cerita dari teman yang sempat mengalami umumnya menimbulkan simpati bagi saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Ya, bencana bisa datang kapan saja dan di mana saja.

Kebanyakan orang lalu terpanggil untuk mengulurkan tangan, baik itu datang langsung ke tempat kejadian sebagai relawan atau mengirim bantuan. Sebagian sibuk mengaitkan bencana dengan perilaku manusia yang tinggal di lokasi bencana. Bahkan, ada pula yang bukannya menunjukkan simpati malah mengutuk masyarakat setempat. Biasanya itu terjadi bila si pengutuk merasa berada di sisi seberang para korban. Kalau mereka juga bagian dari masyarakat, biasanya pemaknaan bencana menjadi cobaan dari Tuhan.

Memang, bencana bisa saja disebabkan oleh kelalaian manusia. Contohnya, semburan lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. Bencana banjir yang terjadi di berbagai tempat juga bisa disebabkan lantaran mampetnya saluran-saluran air karena timbunan sampah rumah tangga. Namun, tidak semua bencana bisa dikaitkan (secara rasional) dengan kejahatan umat manusia terhadap lingkungannya.


Boleh jadi ketika kita lebih sering berdebat soal kemerosotan moral yang menjadi penyebab bencana itulah, banyak hal-hal yang semestinya perlu ditangani menjadi terbengkalai atau terus-menerus menjadi wacana. Kita sering lupa bahwa korban bencana tak hanya orang dewasa saja. Malahan, mungkin kebanyakan di antara mereka adalah anak-anak dan remaja, manusia-manusia muda yang belum banyak dosanya. Nyatanya toh mereka menjadi korban juga. Mereka inilah yang seringkali terabaikan kebutuhannya ketika terjadi bencana, terutama soal dampak psikologis yang harus mereka tanggung sendiri bila tak ada upaya dari pihak lain.


Jauh lebih bijaksana bila kita mulai meningkatkan kesadaran agar siaga terhadap bencana apapun yang sewaktu-waktu siap menghampiri. Istilahnya mitigasi bencana, yang secara umum terbagi dalam 3 elemen:
  1. Preparedness: kesiapan menghadapi bencana
  2. Response: penanganan saat terjadi bencana
  3. Recovery: pemulihan pasca bencana
Sudah ada wacana dari berbagai pihak untuk memasukkan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan nasional. Kesadaran bahwa kita tinggal di wilayah rawan bencana memang sudah waktunya diajarkan sejak dini. Tapi, kalau menunggu dari pemerintah sepertinya bakal lama. Ada upaya yang bisa dilakukan masyarakat sendiri untuk meningkatkan kesadaran kita maupun anak-anak kita.


Salah satunya ada di situs Yayasan IDEP, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang aktif membantu masyarakat untuk memperbaiki situasi mereka sendiri. Tautan (link) tadi langsung mengarahkan Anda ke halaman yang berisi berbagai panduan untuk menangani bencana. Salah satu di antaranya adalah komik-komik untuk lebih mengenalkan anak-anak terhadap realitas bencana yang ada di sekitar mereka.

Ini alamat donlot buklet dan poster gratis dari mereka.

0 Komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan baik Anda puas maupun tidak. Saya juga tidak keberatan pengunjung meninggalkan komentar dengan tautan balik (backlink) sepanjang komentarnya cukup relevan, tidak terlalu promosi atau jualan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Beranda - Tentang Berita Pilihan - Kebijakan Privasi - Kontak