10 Maret 2011

- - Beri respon

Bensin Isobutanol Beri Harapan Solusi Terbaik Krisis Minyak Bumi

Penambangan bahan bakar fosil telah mencapai puncak grafik untuk kemudian merosot terus hingga habis. Ini adalah sesuatu yang tak terlekkan. Namun, pergeseran ke arah energi terbarukan tak secepat yang diharapkan. Situasi genting seperti yang terjadi di Libya dan negara-negara penghasil minyak lainnya bisa terjadi kapan saja dan dampaknya tentu adalah lonjakan harga bahan bakar di seluruh dunia.


Untungnya ada beberapa berita baik berkaitan dengan dengan perkembangan riset biofuel. Berita itu datang dari U.S. Department of Energy's BioEnergy Science Center (BESC) dan kabarnya dapat menjadi harapan baru untuk mengurangi ketergantungan banyak negara pada minyak impor dan tak terbarukan.

Untuk pertama kalinya para peneliti di BESC berhasil memroduksi isobutanol langsung dari materi tanaman selulosa dengan bantuan bakteri. Ini kelas alkoholnya lebih tinggi daripada etanol. Karena itu, isobutanol mungkin memberi harapan lebih tinggi dalam upaya mencari bensin alternatif karena dapat langsung dipakai pada mesin mobil biasa.

Penemuan ini sangat mengingat selama ini memroduksi biofuel dari bahan jagung misalnya, melibatkan beberapa proses dan hasilnya tentu menjadi lebih mahal, sedangkan biofuel dengan bakteri hanya butuh proses tunggal. Belum lagi etanol dari jagung artinya juga mengurangi jatah produksi untuk pangan. Buat bensin atau buat makan?


Tdak seperti etanol, isobutanol dapat dicampur langsung dengan bensin fosil dan itu dapat menghilangkan kebutuhan infrastruktur khusus. Selain itu, bensin berbahan dasar isobutanol mungkin dapat langsung digunakan pada semua mesin tanpa perlu modifikasi.

TInggal masalahnya (mungkin) berapa harga yang mesti dibayar negara-negara yang menginginkan teknologi penyulingan baru ini. Atau mungkin perlu ada syarat-syarat politis tertentu? Entahlah. Silakan pelajari sendiri di situs ini bila Anda berminat memelajari lebih jauh.

0 Komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan baik Anda puas maupun tidak. Saya juga tidak keberatan pengunjung meninggalkan komentar dengan tautan balik (backlink) sepanjang komentarnya cukup relevan, tidak terlalu promosi atau jualan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Beranda - Tentang Berita Pilihan - Kebijakan Privasi - Kontak