05 Januari 2011

- - 4 comments

Cina Terancam Menjadi Negara Gurun Akibat Ekspoitasi Alam

Warga negara umumnya dianggap aset negara, namun bisa saja suatu ketika dianggap sumber bahaya. Penduduk Cina pada 2005 telah mencapai 1.306.313.812 jiwa (1,3 milyar). Dengan kepadatan penduduk sekitar 140 orang per km persegi, masalah utama yang dihadapi sudah jelas: jumlah penduduk. Bisa Anda bayangkan berapa produksi pangan yang dikonsumsi negeri dengan sejarah ribuan tahun itu per hari? Berapa pula konsumsi bahan bakar, air, polusi, dsb? Tidak perlu dibayangkan. Jawaban gampangnya: banyak banget!


Pemerintah negara itu sampai-sampai membatasi jumlah anak menjadi hanya satu untuk tiap keluarga. Kalau mau lebih bisa, tetapi perlu ijin khusus dan itu tidak gampang kabarnya. Kendati begitu, kebijakan membatasi jumlah anak mungkin hanya sebagian solusi dari permasalahan lebih besar yang bakal dihadapi Negeri Tirai Bambu.

Selain ledakan penduduk, ada pula masalah kekeringan dan perubahan iklim, yang kabarnya telah membuat Cina menjadi korban terbesar dunia dalam hal penggurunan (desertification). Diperkirakan butuh waktu 300 tahun untuk menghijaukan kembali seperlima lahan subur yang telah berubah menjadi gurun tandus.

Penggembalaan ternak untuk memenuhi kebutuhan makan penduduk butuh lahan yang sangat luas pastinya.  Belum lagi reklamasi tanah dan air besar-besaran turut mempercepat proses pembentukan padang pasir, terutama di bagian Utara dan Barat negara tersebut.

Sekitar 27 persen dari total daratan Cina (sekitar 2,6 juta kilometer persegi) dianggap telah mengalami penggurunan, sedangkan 18 persen terkikis oleh pasir. Kendati begitu, sejumlah pakar percaya bahwa 530.000 kilometer persegi gurun di Cina dapat dihijaukan kembali. Tapi, prosesnya diperkirakan memakan waktu 300 tahun (dengan tingkat penggurunan saat ini) untuk mengembalikan sekitar 1.700 kilometer persegi tiap tahunnya.

Erosi tanah terburuk di dunia terjadi di lembah Sungai Kuning, sungai Cina terbesar kedua, dengan 62 persen dari daerah itu yang terkena erosi. Masalah tersebut kini menjadi perhatian utama bagi pemerintah Cina, yang khawatir soal kemampuan memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang besar di masa depan. Tanah-tanah subur di negara itu selain berkurang akibat penggurunan juga akibat bisnis perumahan yang tumbuh sangat pesat.

Sumber: Yahoo! News

4 komentar:

  1. Saat pelajaran Ilmu-Bumi SMP dulu, sudah ada Gurun-Gobi!? Apakah gurun ini makin meluas!? Ngeri juga ya...

    Tapi soal kepadatan penduduk, menurut mbah Wikipedia, di p.Jawa 979-jiwa/kM2. Kok di RRC cuma 140-jiwa/kM2?!, berarti masih banyak tanah kosong dong.

    Btw, dari jumlah total penduduk lebih dari 1,3M-jiwa, produk tinja-nya berapa ratus ton/hari...ya?!? Kan bisa utk pupuk...he he he

    BalasHapus
  2. kang Samin,
    tunjanya lebih afdol buat biogas aja...
    wkwkwkwkwk...

    BalasHapus
  3. kang Samin,
    tinjanya lebih afdol buat biogas aja...
    wkwkwkwkwk...

    BalasHapus
  4. @kang samin: kalo tanah kosongnya tandus ya gawat. tinja jaman sekarang mungkin malah polutan gan... wkwkwkwk

    @cakrawala: asal jangan kehirup aja ok lah... wkwkwk

    BalasHapus

Tinggalkan pesan baik Anda puas maupun tidak. Saya juga tidak keberatan pengunjung meninggalkan komentar dengan tautan balik (backlink) sepanjang komentarnya cukup relevan, tidak terlalu promosi atau jualan. Terima kasih atas kunjungan Anda.

Beranda - Tentang Berita Pilihan - Kebijakan Privasi - Kontak