Mengoperasikan alat secara manual kadang berisiko bagi manusia. Kesalahan tetap bisa terjadi dan menyebabkan kecelakaan. Karena itu manusia kemudian menggagas tentang mesin yang bisa bekerja sendiri tanpa banyak diperintah. Kemudian terciptalah mesin otomatis dengan kemampuan akurasi yang tinggi, robot. Robot semestinya memang dirancang hanya untuk meringankan pekerjaan manusia. Namun, naluri selalu mendorong manusia melakukan eksplorasi terhadap kemungkinan-kemungkinan lain, termasuk estetika atau rasa. Maka, selanjutnya dibuatlah robot-robot yang menyerupai binatang dan juga manusia.
Untuk bentuk robot seperti ASIMO tentu tak akan membuat kita takut. Tapi, bayangkan juga robot yang diproduksi oleh pabrik prajurit robot bersenjata untuk militer. Nah, ASIMO mungkin hanya mewakili gelombang pertama dari sebuah tsunami robot humanoid yang membanjiri ruang kehidupan kita. Mereka bisa berbicara dan bertindak layaknya manusia. Jadilah fantasi horor soal robot T800, T1000, atau T-X dari sekuel Terminator. Teknologi komputer memungkinkan hal itu.
Dewasa ini robot sudah bukan barang mewah dan rumit lagi tampaknya. Dulu hanya beberapa industri maju yang menggunakan jasa robot. Namun, sekarang anak-anak pun sudah bisa merakit robot sendiri. Juga ada robot pembersih lantai dan karpet macam Roomba produksi iRobot. Untuk keperluan medis juga sudah banyak. Jepang dan Korea kabarnya berencana menyebarkan robot humanoid untuk merawat orang tua, sedangkan di Amerika Serikat sudah ada ribuan prajurit robot yang bertugas di medan tempur. Sementara itu, sebagian orang telah memakai teknologi implan pada tubuh mereka dengan bagian tubuh robotik.
Prajurit robot? Mengerikan. Jadi, sepertinya tidak masalah bila kita sedikit terancam dengan keberadaan robot. Mereka mungkin tak akan sepenuhnya mengambil alih atau memusnahkan umat manusia dalam waktu dekat, tetapi ada kemungkinan lain dan inilah 5 alasan manusia mesti takut dengan makhluk sintetis bernama robot:
Robot Mencuri Hati Manusia
Robot tidak perlu mengambil alih otoritas manusia dengan kekerasan macam di Terminator atau The Matrix. Mereka cukup membuat manusia jatuh cinta dengan kelucuan mereka. Otak manusia memungkinkan balita dan tentara sama-sama punya persepsi aneh terhadap robot. Anak-anak bisa menjadi emosional melihat wajah atau tingkah mainannya, entah itu boneka binatang atau manusia. Seorang prajurit mungkin saja merasa hutang nyawa dengan robot yang menyelamatkan jiwanya di medan tempur.
Manusia Memilih Robot Sebagai Pasangan
Apa mungkin manusia berpacaran dengan robot? Tidak cuma mungkin. Pertimbangkan bahwa banyak orang bisa menjalin hubungan intim secara online melalui internet dan chat room, berpartisipasi dalam kegiatan gim online bersama-sama selama beberapa bulan atau bahkan tahun. Sebuah robot dengan wujud luar hampir persis dengan manusia, meski di dalamnya adalah baja dan kabel-kabel, mungkin saja memiliki daya tarik tertentu. Anda tahu dari mana kalau teman Anda di ujung sana adalah manusia juga saat berinteraksi di internet? Jangan-jangan itu adalah program dengan kecerdasan tiruan canggih yang didesain untuk bisa berkawan dengan manusia. Ego bisa juga membuat manusia ingin pasangan yang sangat "sempurna", cantik atau tampan, pandai bernyanyi, penurut, mau mengikuti apa saja yang diperintahkan pasangannya tanpa protes. Ini adalah peran yang pas buat robot.
Robot Mencuri Pekerjaan Kita
Apa pun yang dapat Anda lakukan, mereka juga bisa melakukannya dan bahkan mungkin lebih baik. Manusia modern mungkin belum tamat riwayatnya, belum, tapi robot sudah mengambil alih berbagai ruang buat manusia. Mereka telah menjadi penjelajah luar angkasa, sanggup bertahan di lingkungan yang manusia tidak mampu. Mereka juga mampu bekerja ekstra efisien tanpa kenal kenal lelah dan dengan standar kualitas yang konsisten. Masih ingat robot untuk membantu manula di atas? Mereka sudah ada yang menjadi tentara. Nah, untuk bidang kerja terakhir itulah yang mungkin mengkhawatirkan, mereka suatu ketika mungkin bisa berontak, senjata ultra canggih para serdadu tiba-tiba ngadat, macet, gawat. Sekarang mereka memang baru dalam taraf perangkat pembantu prajurit manusia, tapi siapa tahu suatu saat bisa berkembang lebih kompleks dan bahkan mulai mengutak-atik sains sendiri.
Robot Menghabisi Manusia
Skenario di mana mesin-mesin bangkit melawan pencipta mereka mungkin bukan semata cerita menarik fiksi ilmiah. Bukankah dalam kehidupan nyata pun banyak manusia memberontak melawan kuasa Tuhan? Tanda-tanda ke arah itu sudah ada. Ribuan pesawat intai maupun pembom tak berawak serta robot di darat telah digunakan oleh banyak negara, khususnya Amerika Serikat di Irak dan Afghanistan. Senapan antipesawat pernah ada yang secara tiba-tiba membunuh tentara manusia, 9 tewas dan 14 terluka saat latihan.
Robot Mewarisi Peradaban Manusia
Entah itu lewat jalan damai atau perang, robot di masa depan mungkin tetap bisa mengalahkan dominasi manusia. Manusia kian gandrung dengan perangkat-perangkat berteknologi serta komputer saku untuk menjalani hidup sehari-hari. Sekarang ini Anda sudah bisa melihat banyak "cyborg" (manusia setengah robot) membawa iPhone atau Blackberry mereka ke mana-mana, menatap kosong ruang di kejauhan dengan earphone untuk memasukkan berbagai informasi ke dalam kepala mereka. Tungkai buatan, organ sintetis, hingga mata bionik. Perkembangan robot terus meningkat di hampir tiap sendi kehidupan: mereka berjalan, berbicara, dan belajar. Manusia dan mesin kian mirip dan di suatu titik nanti mungkin tak ada lagi perbedaan. Bila ingin anak yang sempurna dan awet lucunya, adopsilah anak robot. Mungkin manusia tak akan terlalu khawatir lagi dengan robot setelah bergabung dengan mereka.
Sumber: Live Science
17 Januari 2011
5 Alasan Manusia Perlu Kuatir Akan Disaingi Robot Cerdas dan Mandiri
Artikel Terkait: Komputer,
Pengetahuan,
Sosial,
Teknologi
semoga saja kehadiran robot2 itu tdk menimbulkan masalah, terutama berkaitan dg lapangan kerja. kalau makin banyak robot yang diciptakan utk menggantikan pekerjaan manusia, bisa terjadi ledakan pengangguran, nih.
BalasHapusmasak ciptaan Tuhan kuatir disaingi sama ciptaan manusia. hehe...
BalasHapusDon't Worry...be happy
BalasHapus@pak sawali: sepertinya tak terelakkan kalo liat gelagatnya sih, pak.
BalasHapus@itempoeti: hehehe, kan takut hukum karma karena udah berontak lawan penciptanya duluan.
@SPG: situs ente domain doang ya